Jumat, 30 September 2016

Pujaan Ku

Tepat di bulan Maret lalu, aku berbicara dengannya. Dia adalah seseorang yang sangat aku kagumi sejak aku masih di bangku SMP. Dia sangat populer dan terkenal akan kemampuannya bermain bola. Yaaa.. siapa wanita yang tak ingin menjadi pacarnya. Dia adalah kakak kelas ku, aku sangat sering memandanginya dari kejauhan. Tapi tak sepatah kata pun bisa terucap untuk nya. Hari hari berlalu dan tahun terus berganti. Dia pun lulus dari SMP ku dan beranjak ke SMA. Kebiasaan ku untuk memandanginya pun hilang, dan aku mencoba untuk melupakan benih-benih cinta yang tumbuh di hati ku. Satu tahun berlalu dan aku telah berubah menjadi anak yang nakal dan tidak mematuhi aturan, kebiasaan itu berakhir ketika aku melihatnya di SMA yang sama dengan ku. Awalnya aku agak kecewa masuk di SMA ini tapi sepertinya tuhan memiliki rencana lain untuk ku. Aku mulai merubah penampilan ku yang acak-acakan menjadi rapih, mengubah cara bicara ku yang kasar menjadi lembut, mengubah cara ku bergaul, dan mengubah cara ku belajar. Usaha ku berhasil karena aku selalu berpapasan dan bertatap mata dengan nya ketika aku sedang berjalan ke kantin sekolah.

Aku selalu memperbaiki diriku hingga teman-teman SMP ku heran melihat ku. Tapi sepertinya usahaku tidak mengalami perkembangan. Aku hanya bisa bertatap mata dengan nya, namun aku tak bisa mengucapkan sepatah kata untuk nya. Tahun pertama ku di SMA pun hampir berakhir, aku hampir putus asa dan ingin meninggalkan harapan ku ini. Tapi entah ada apa, tiba-tiba Dia mengundangku utnuk mengobrol di BBM.
Aku merasa sangat senang melihatnya ingin berbicara dengan ku. Hari hari pun aku lalui dengan berbalas pesan dengan nya. Kami semakin sering mengobrol di BBM sampai lupa waktu, bagiku dunia terasa lebih berwarna ketika bersamanya. Ditengah-tengah hangat nya suasana hati kami, aku baru mengetahui sesuatu hal yang sangat penting dalam menjalin hubungan. Aku sangat berat untuk menuliskan nya, ternyata Dia berbeda agama denganku. Aku yang lahir dari keluarga yaang beragama Islam dan kuat dengan agama harus jatuh cinta kepada seseorang yang lahir dalam keluarga beragama Kristiani.Tapi itu tak mematahkan semangatku untuk mengejar cintanya. Sampai disuatu saat Dia menyatakan cintanya padaku dengan cara yang tidak biasa. Dia menyatakan cintanya ditengah lapangan bola, ketika Dia menjadi pencetak gol penentuan, aku hampir menangis melihat usahanya untuk ku. Betapa bahagianya hati ini mendapatkan sesuatu yang tidak biasa. Bulan pertama kami berpacaran terasa sangat manis sekali, bisa dibilang kami tidak pernah ada masalah di dalam hubungan. Namun mulai di bulan kedua kami berpacaran banyak sekali masalah besar yang menghampiri hubungan kami, dan biasanya itu terjadi hanya karna hal-hal yang kecil. Hati ini merasa ingin menangis dan meneteskan air mata. Hubungan ini tidak lagi terasa hangat seperti dulu, kata ucapan selamat malam pun sudah tak pernah ku terima. Perlahan-lahan kami pun mulai putus komunikasi.
Satu bulan berlalu dengan komunikasi yang minim, banyak orang yang menghina ku karna tetap mempertahankan hubungan ini. Tapi apa mau dikata, hati ini tak sanggup melepasnya dengan sejuta keindahan yang telah Dia berikan padaku, meski itu tak pernah ku rasa lagi. Disekolah pun kami tak saling berbicara, kami sibuk dengan urusan masing masing dan seakan melupakan hubungan ini. Kadang aku hanya sedih ketika Dia hanya membaca pesan dariku dan tidak membalasnya.Sampai suatu hari, salah satu teman nya berbicara padaku " Sa? aku mau bicara sesuatu yang sangat penting dengan mu" hatiku merasa akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Yaaa.. benar saja dia mengucapkan kalimat yang sangat membuatku sedih yaitu " Dia menjauh darimu karna kalian beda agama, Dia tidak tau mau dibawa kemana hubungan ini nantinya". Aku tak sanggup menahan air mata ku saat itu, aku langsung meneteskan air mata sambil berpura-pura tersenyum dan pulang. Kepahitan yang kurasa pun tidak berhenti sampai disitu, ketika aku berjalan menuju motor ku, aku melihat Dia bersama perempuan lain. Dia terlihat sangat senang seperti tidak ada beban di dalam hidupnya. Aku pun hanya bisa memandanginya dari kejauhan dan kembali seperti dulu saat aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan